Monday, April 11, 2011

SOLAT MENURUT PERUBATAN


SOLAT TAHAJJUD

Solat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian Mohammad Soleh, dosen IAIN Surabaya, salah satu solat sunah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya?

"Cobalah Anda rajin-rajin solat tahajjud. "Jika anda melakukannya secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker". Ucap Soleh. Ayah dua anak itu bukan 'tukang obat' jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu dalam desertasinya yang berjudul 'Pengaruh Solat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi"

Dengan desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya Selasa pekan lalu. Selama ini, menurut Soleh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah salat tambahan atau sholat sunah.

Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis solat itu menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).

Solat tahajjud yang dimaksudkan Soleh bukan sekedar menggugurkan status solat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas solat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan.

Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.

Parameternya, lanjut Soleh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Soleh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan solat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan solat tahjjud selama dua bulan. Solat dimulai pukul 02-00-3:30 sebanyak 11* rakaat, masing-masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan Klinika).

Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil.

"jadi solat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress," Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan solat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukan, solat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugerah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya. Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk di akal kita ???????

Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu ia telah membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an" Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran.

Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya. Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahawa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.

Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud.

Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang 5 waktu yang di wajibkan oleh Islam.

Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya : Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang apalagi bukan yang beragama Islam walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial Masyarakat saat ini.

Mengapa Ibadah Sembahyang Tidak Membangunkan Insan


Peringkat-peringkat sembahyang, nilaikan dimana tahap sembahyang kita. Dalam era membaiki diri ini, kita check sembahyang kita, nanti akan terjawap kenapa kita tidak dibantu, dan ini juga gambaran secara keseluruhannya, mengapa umat islam terbiar dan tiada pembela dan umat islam kini tidak lagi menjadi umat yang agung seperti dulu.


Golongan 1. 
Kita boleh lihat hari ini sudah ramai umat islam yang tak sembahyang, bahkan ramai juga yang tak tahu nak sembahyang, mereka telah jatuh kafir. Imam Malik kata jatuh kafir kalau tak sembahyang tanpa sebab. Imam Syafie kata jatuh fasik (pun masuk neraka juga) kalau ia masih yakin sembahyang itu fardu.


Golongan 2. Orang yang mengerjakan sembahyang secara zahir sahaja, bacaan pun masih tak betul, taklid buta, main ikut-ikut orang saja. Belajar sembahyang maupun secara resmi atau tak resmi tak ada. Ilmu tentang sembahyang tiada. Golongan ini tertolak bahkan berdosa besar dan hidup dalam keadaaan derhaka kepada Allah Taala. 
 

Golongan  3.
Orang yang mengerjakan sembahyang, bahkan tahu  ilmu mengenai sembahyang, tetapi tak boleh lawan nafsu terhadap tarikan dunia yang kuat. Jadi mereka ini sekejap sembahyang, sekejap tidak. Kalau ada masa dan mood baik ia sembahyang, kalau sibuk dan terkocoh kacah, ada program kenduri, pesta ria, berziarah, bermusafir, letih dan penat, maka ia tak sembahyang.Orang ini jatuh fasik.


Golongan  4. 
Orang yang sembahyang, kalaupun ilmunya tepat, fasih bacaannya, tetapi tak khusyuk kalau diperiksa satu persatu bacaannya, lafasnya banyak yang dia tak faham, fikirannya tak terpusat atau tak tertumpu sepenuhnya pada sembahyang yang dilaksanakannya itu disebabkan tak faham apa yang dia baca.Cuma main hafal saja. Jadi fikirannya terus tertumpu pada dunia dan alam sekelilingnya. Fikirannya mengembara dalam sembahyang,orang ini lalai dalam sembahyang. Neraka wail bagi orang ini.


Golongan 5. 
Golongan yang mengerjakan sembahyang cukup lima waktu, tepat ilmunya, faham setiap bacaan sembahyang, fatihahnya, doa iftitahnya, tahiyyatnya, tapi tak dihayati dalam sembahyang itu. Fikirannya masih melayang mengingatkan perkara dunia, dek kerana faham saja tetapi tidak dihayati. Golongan ini dikategorikan sebagai sembahyang awamul muslimin.


Golongan 6. 
Golongan ini baik sedikit dari golongan yang ke lima tadi, tetapi main tarik tali didalam sembahyangnya, sekali sekala khusyuk, sekali sekala lalai pula. Bila teringat sesuatu didalam sembahyangnya, teruslah terbawa bawa, berkhayal dan seterusnya. Bila teringat Allah secara tiba tiba maka insaf dan sedarlah semula, cuba dibawa hatinya serta fikirannya untuk menghayati setiap kalimat dan bacaan didalam sembahyangnya. Begitulah sehingga selesai sembahyangnya. Ia merintih dan tak mahu jadi begitu, tapi terjadi jua. Golongan ini adalah golongan yang lemah jiwa. Nafsunya bertahap mulhamah (ertinya menyesal akan kelalaiannya dan cuba baiki semula, tapi masih tak terdaya kerana tiada kekuatan jiwa). Golongan ini terserah kepada Allah.Yang sedar dan khusyuk itu mudah mudahan diterima oleh Allah, mana yang lalai itu moga moga Allah ampunkan dosanya, namun tiada pahala nilai sembahyang itu. Ertinya sembahyangnya tiada memberi kesan apa apa.Allah belum lagi cinta orang ini.


Golongan 7. 
Golongan yang mengerjakan sembahyangyang tepat ilmunya, faham secara langsung bacaan dan setiap lafaz didalam sembahyangnya. Hati dan fikirannya tidak terbawa-bawa dengan keadaan sekelilingnya sehingga pekerjaan atau apa pun yang dilakukan atau yang difikirkan diluar sembahyang itu tidak mempengaruhi sembahyangnya. Walaupun ia memiliki harta dunia, menjalankan kewajiban dan tugas keduniaan seperti perniagaan dan sebagainya namun tidak mempengaruhi sembahyangnya. Hatinya masih dapat memuja Allah didalam sembahyangnya. Golongan ini disebut orang-orang soleh / golongan abrar / ashabul yamin.


Golongan 8.
Golongan ini seperti juga golongan tujuh tetapi ia mempunyai kelebihan sedikit iaitu bukan saja faham, dan tak mengingati dunia didalam sembahyangnya, malahan dia dapt menghayati setiap makna bacaan sembahyangnya itu, pada setiap kalimah bacaan fatihahnya, doa iftitahnya, tahiyyatnya, tasbihnya pada setiap sujudnya dan setiap gerak gerinya dirasai dan dihayati sepenuhnya. Tak teringat langsung dengan dunia walaupun sedikit . Tapi namun ia masih tersedar dengan alam sekelilingnya. Pemujaan terhadap Allah dapat dirasai pada gerak dalam sembahyangnya. Inilah golongan yang dinamakan golongan Mukkarrabin (Yang hampir dengan Allah )


Golongan 9. 
Golongan ini adalah golongan yang tertinggi dari seluruh golongan tadi. Iaitu bukan saja ibadah sembahyang itu dijiwai didalam sembahyang malahan ia dapat mempengaruhi di luar sembahyang. Kalau ia bermasalah langsung ia sembahyang, kerana ia yakin sembahyang punca penyelesai segala masalah. Ia telah fana dengan sembahyang. Sembahyang telah menjadi penyejuk hatinya. Ini dapat dibuktikan didalam sejarah, seperti sembahyang Saidina Ali ketika panah terpacak dibetisnya. Untuk mencabutnya, ia lakukan sembahyang dulu, maka didalam sembahyang itulah panah itu dicabut. Mereka telah mabuk dengan sembahyang. Makin banyak sembahyang makin lazat, sembahyanglah cara ia nak lepaskan kerinduan dengan tuhannya. Dalam sembahyanglah cara ia nak mengadu-ngadu dengan Tuhannya. Alam sekelilingnya langsuk ia tidak hiraukan. Apa yang nak jadi disekelilingnya langsung tak diambil peduli. Hatinya hanya pada Tuhannya. Golongan inilah yang disebut golongan Siddiqin. Golongan yang benar dan haq.


Setelah kita nilai keseluruhan 9 peringkat sembahyang itu tadi, maka dapatlah kita nilai sembahyang kita di tahap yang mana. Maka ibadah sembahyang yang boleh membangunkan jiwa, membangunkan iman, menjauhkan dari yang buruk boleh mengungkai mazmumah, menanamkan mahmudah, melahirkan disiplin hidup, melahirkan akhlak yang agung ialah golongan 7, 8 dan 9 sahaja. Sembahyangnya ada kualiti, manakala golongan yang lain jatuh pada kufur fasik dan zalim.


Jadi dimanakah tahap sembahyang kita ? Perbaikilah diri kita mulai dari sekarang. Jangan tangguh lagi. Pertama-tama soalan yang akan ditujukan kepada kita di akhirat nanti ialah solat / sembahyang kita. Marilah bersama membaiki solat kita agar segara dapat bantuan dari Allah, agar terhapuslah kezaliman, semoga tertegak kembali daulah Islam.

Membetulkan Niat Menuntut Ilmu


Sabda Nabi SAW:


عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ t قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ r يَقُولُ: مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ.

Maksudnya :

"Daripada Ka'ab bin Malik r.a, katanya : Aku mendengar RasululLah s.a.w. bersabda: "Sesiapa yang menuntut ilmu (agama) untuk menyaingi ulama, atau berbahas dengan orang jahil, atau supaya dengan ilmu tersebut wajah orang ramai tertumpu kepadanya, maka Allah masukkan dia ke dalam neraka." (Riwayat al-Tirmizi, Ibn Majah daripada Ibn 'Umar, al-Hakim daripada Jabir bin 'Abdillah. Al-Hakim mensahehkannya dan disetujui oleh al-Zahabi. Lihat : Al-Mustadrak 1/272, cetakan Dar al-Ma'rifah, Beirut. Ada perselisihan dalam menentukan kedudukan hadith ini, namun hadith ini mempunyai syahid (pembuktian daripada riwayat lain) yang menjadikannya pada darjah sahih.)

Tujuan menuntut ilmu agama adalah untuk keluar dari kejahilan demi mencari kebenaran dan berpegang kepadanya. Juga untuk menegakkan kebenaran dan membelanya. demikian tugasan dan tanggungjawab taalib al-'Ilm dan ulama' (ahl al-'Ilm). Menuntut ilmu adalah ibadah dan ianya membawa insane muslim ke syurga. Namun ada di kalangan manusia golongan yang ingin bermegah-megah dengan ilmu agamanya, bukan untuk kebenaran tetapi sekadar untuk menaikan diri dan kedudukannya sahaja. Dalam hadith ini disebut tiga niat buruk yang menyebabkan penuntut ilmu agama dihumban ke dalam neraka.

Pertama : Liyujaariya bihi al-'Ulama' - iaitu untuk bersaing dengan ulama.

Kata al-Imam Ibn Athir (wafat 606H) : "maksudnya ialah untuk dia bersama ulama di dalam perbahasan dan perdebatan bagi menzahirkan ilmunya kepada orang ramai dengan tujuan riya' dan sum'ah (inginkan kemasyhuran). (Ibn al-Athir, al-Nihayah fi gharib al-Hadith wa al-Athar, 1/256, cetakan Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, Beirut.)

Turut berbincang dan berbahas dalam majlis ulama atau dengan para ulama bukanlah satu kesalahan. Apatah lagi jika seseorang itu bernar-benar berkemampuan. Islam menggalakkan kebangkitan ilmu dan generasi intektual yang baru.

Islam mengalu-alukan ijtihad yang baik dan memenuhi tuntutan. Namun yang salah ialah pada niatnya yang ingin menjadikan ilmu sebagai jambatan kesombongan dan ketakburan. Ilmu yang sepatutnya membawa dirinya kepada syukur dan insaf dijadikan sebagai punca sikap bangga diri dan menunjuk-nunjuk.

Kesan niat yang sangat buruk sangat bahaya; orang yang seperti ini hanya mementingkan dirinya sahaja bukan kebenaran fakta. Dia hanya ingin menegakkan hujahnya untuk menaikkan namanya bukan untuk kebenaran yang Allah redhai. Jika dia melihat kebenaran di pihak lain dia akan menolak dan mencari dalih yang baru demi menjaga kemasyhuran namanya. Maka tempat orang seperti ini di dalam neraka.

Kata al-Imam al-Tibi (wafat 743H) : "Maksud hadith ini ialah dia tidak menuntut ilmu kerana Allah, sebaliknya untuk dia berkata kepada para ulama : "aku ini berilmu seperti kamu", kemudiannya dia takabur dan meninggikan diri pada orang ramai. Ini semuanya (sifat) yang tercela dan azab siksa akan dikenakan kepadanya." (Al-Tibi, Syarh al-Tibi 'ala al-Miskah al-Masabih, 1/420, cetakan Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, Beirut.)

Kedua : Liyumaariya bihi as-Sufahaa' - untuk bertengkar dengan orang jahil.

Kata Imam al-Munawi (meninggal 1031H) : "Maksudnya ialah untuk dia berhujjah dan bertengkar dengan mereka secara sombong dan membanggakan diri." (Al-Munawi, Faidh al-Qadir, 6/176, cetakan al-Maktabah al-Tijariyah al-kubra, Mesir)

Niat buruk kedua dalam menuntut ilmu agama ialah menuntut ilmu dengan tujuan untuk bertengkar dengan orang yang jahil kerana ingin menunjukkan kehebatannya. Sedangkan antara tujuan ilmu ialah untuk menyelamatkan orang jahil agar menemui kebenaran. Ini kerana akal golongan yang jahil sangat terhad dan memerlukan bimbingan. Namun ada golongan yang menuntut ilmu untuk bertengkar dengan golongan jahil ini dan menunjukkan kehebatannya kepada mereka. Orang jahil yang terhad ilmu dan akalnya pasti menyangka dia hebat. Mungkin hal ini tidak dapat dilakukan di hadapan ulama maka dia mencari ruang di kalangan orang jahil.

Sebenarnya berbahas, atau berhujjah, atau berdebat itu sendiri bukanlah perkara yang terlarang dalam syariat, tetapi ianya mestilah dengan cara yang baik dan membawa kesan yang positif. Bukan untuk kesombongan dan ketakburan tetapi untuk membimbing manusia kembali kepada hidayah. Firman Allah dalam surah al-Nahl ayat 125 yang bermaksud : "Serulah ke jalan tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmah (kebijaksanaan ) dan nasihat pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka (yang endkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya tuhan mu Dia lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya, dan Dia lebih mengetahui siapa yang mendapat hidayah petunjuk."

Kata al-Tibi : "Maksud : berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik ialah dengan cara yang terbaik dalam perdebatan, iaitu dengan lunak dan berlemah lembut tanpa bersikap kasar dan keras. Ini kerana golongan yang jahil itu kurang pertimbangannya." (Al-Tibi, op.cit. 1/420.)

Ketiga : Yasrifa bihi wujuuha an-Naasi ilaihi - agar dengan ilmu tersebut wajah orang ramai tertumpu kepadanya.

Ini niat buruk yang ketiga iaitu menuntut ilmu agar mendapat habuan, harta dan pangkat. Dia menjadikan pengetahuan agama untuk mencari popularity atau mendapat kedudukan dan jawatan. Menjadikan orang ramai tertarik kepadanya. Orang yang seperti ini sebenarnya bersedia untuk menjual agamanya untuk habuan dunia yang dia buru.

Kesalahannya bukan kerana dia mendapat habuan dunia atau kemasyhuran tetapi niatnya yang memburu dunia dengan mempergunakan agama itu adalah suatu kesalahan.

Jika menjelmanya tiga niat buruk ini dalam jiwa pemegang amanah ilmu maka ilmu tidak lagi menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, sebaliknya ilmu akan dijadikan jualan untuk mendapatkan habuan. Oleh itu Nabi s.a.w. menjanjikan tiga niat buruk ini dengan neraka. Dalam hadith yang lain baginda menyebut : maksudnya : "Daripada Abu Hurairah ; Sabda RasululLah s.a.w. : " Sesiapa yang mempelajari sesuatu ilmu yang dengannya dicari redha Allah Azza wa Jalla, tetapi dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan habuan dunia, maka dia tidak akan mendapat bau syurga pada hari kiamat." (riwayat Abu Daud dan Ibn Majah. Al-Nawawi mensahihkannya dalam Riyadh al-Solihin - lihat Ibn 'Allan, Dalil al-Falihin, 4/191 cetakan Dar al-Fikr, Beirut)

Pengajaran Semasa

1.Semua para penuntut ilmu syarak pada zaman ini disemua peringkat hendaklah membersihkan niat asal mereka dalam menuntut ilmu. Jika golongan ilmuan Islam dapat dipulihkan niat mereka agar bersi dan mencari redha Allah s.w.t. pastinya Islam akan terbela dan setiap yang mempermain-mainkannya akan terjawab.

2- Kemunculan individu dan NGO tertentu yang cuba menjadikan nas-nas agama sebagai sendaan adalah terbit daripada salah satu dari tiga niat di atas. Mereka ini bukan sahaja tidak mencukupi ilmu pengetahuan agamanya sebaliknya mereka gagal membersihkan niat mereka dalam menuntut ilmu syarak atau ketika membaca bahan agama.

3- Kelahiran tokoh agama 'segera' yang mengajar agama di surau, masjid dan sebagainya tanpa mendalami ilmu-ilmu Islam dan disiplin setiap ilmu adalah berpunca dari niat ingin menzahirkan diri sekalipun mereka tidak layak. Sebahagian mereka sememangnya mempunyai sedikit pengajian agama. Namun niat ingin segera muncul di khalayak ramai menjadikan mereka tergesa-gesa menjadi guru orang ramai sebelum mereka menguasai ilmu. Maka lahir fatwa-fatwa yang menyanggahi kitab Allah dan sunnah RasululLah s.a.w.

4- Orientalis telah memperdayakan umat Islam dalam persoalan niat menuntut ilmu ini. Maka kita dapati pada hari ini ramai yang memiliki sijil agama sehingga ke peringkat kedoktoran falsafah dari dunia barat dengan 'berguru' kepada Yahudi dan Kristian. Sikap tidak mementingkan ilmu dan ingin segera memeliki sijil segera dan memperolehi habuan dunia menjadikan sebahagian mereka mengambil jalan pintas dengan berguru kepada musuh-musuh agama dalam bidang agama. Kebanyakan mereka pulang ke dunia Umat Islam dengan membawa pemikiran yang beracun. Secara sedar atau tidak mereka ini hari demi hari hanya menambahkan keraguan jiwa mereka terhadap agama, demikian juga mereka sebarkan kepada umat Islam.

Sebab itu seorang tabi' besar Muhammad bin Sirin (wafat 110H) menyebut : maksudnya : "Sesungguhnya ilmu ini (mengenai al-Quran dan as-Sunnah) adalah Deen (agama). Oleh itu perhatikanlah daripada siapa kamu semua mengambil agama kamu." (riwayat Muslim pada muqaddimah sahihnya)

Bayangkan bagaimana dipelajari aqidah Islamiyyah daripada guru yang kafir yang tidak percayakan Islam, bagaimana dipelajari tafsir daripada guru yang tidak percayakan al-Quran, bagaimana dipelajari hadith daripada guru yang tidak beriman dengan Muhammad sebagai Rasul, bagaimana dipelajari fekah daripada guru yang tidak pernah mengamalkan hukum hakam syarak. Namun hanya kepada Allah kita mengadu betapa ramai anak-anak umat Islam yang mendapat kelulusan agama dengan panduan mereka yang tidak beriman kepada Islam. mereka pulang dengan membawa gelaran-gelaran ilmu, namun sebenarnya sebahagian mereka hanya membawa racun kepada umat Islam.


KISAH WAHYU TERAKHIR KEPADA RASULULLAH S.A.W.


Diriwayatkan bahawa surah AI-Maa-idah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar iaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada*].
Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan.
Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata:
"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t.dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."
Sebaik sahaja Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah s.a.w. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s.. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempuma."
Apabila Abu Bakar r.a. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam.
Kisah tentang Abu Bakar r.a. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di hadapan rumah Abu Bakar r.a. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Sepatutnya kamu berasa gembira sebab agama kita telah sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar r.a. pun berkata:
"Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahawa ianya menunjukkan perpisahan kila dengan Rasulullah s.a.w. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda."
Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar r.a. maka sedarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar r.a., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus beritahu Rasulullah s.a.w. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat: "Ya Rasulullah s.a.w., kami baru bailk dari rumah Abu Bakar r.a. dan kami mendapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di hadapan rumah beliau." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar  keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar r.a..
Sebaik sahaja Rasulullah s.a.w. sampai di  rumah Abu Bakar r.a. maka Rasulullah s.a.w. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya: "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali r.a. berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., Abu Bakar r.a. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahawa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Semua yang dikata oleh Abu Bakar r.a. adalah benar, dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat."
Sebaik sahaja Abu Bakar r.a. mendengar pengakuan Rasulullah s.a.w., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pengsan, sementara Ali r.a. pula mengeletar seluruh tubuhnya. Dan para sahabat yang lain menangis dengan sekuat-kuat yang mereka mampu. Sehingga gunung-gunung, batu-batu, semua malaikat yang dilangit, cacing-cacing dan semua binatang baik yang di darat mahu-pun yang di laut turut menangis.
Kemudian Rasulullullah s.a.w. bersalam dengan para sahabat satu demi satu dan berwasiat kepada mereka. Kisah Rasulullah s.a.w. mengalami hidup selepas turunnya ayat tersebut, ada yang mengatakan 81 hari, ada pula yang mengatakan beliau hidup sehingga 50 hari selepas turunnya ayat tersebut, ada pula yang mengatakan beliau hidup selama 35 hari dari ayat tersebut diturunkan dan ada pula yang mengatakan 21 hari.
Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah s.a.w., beliau menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan solat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah s.a.w.. Kemudian Rasulullah s.a.w. menunaikan solat dua raka'at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan solat beliau bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata:
"Alharndulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu kalau ada sesiapa yang mempunyai hak untuk menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi saya sebelum saya dituntut di hari kiamat."
Rasulullah s.a.w. berkata demikian sebanyak 3 kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama 'Ukasyah bin Muhshan dan berkata: "Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah s.a.w., kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya tidak mahu mengernukakan hal ini." Lalu 'Ukasyah berkata lagi: "Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah, pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang, setelah dekat saya pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu sama ada anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta tersebut."
Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal r.a.: "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkat aku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di alas kepala dengan berkata: "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah r.a. menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal r.a. berkata: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. unluk mengambil tongkat beliau."Kemudian Fatimah r.a. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya." Berkata Bilal r.a.: "Wahai Fatimah, Rasulullah s.a.w. telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fatimah. r.a. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah s.a.w.?."Bilal r.a. tidak menjawab perlanyaan Falimah r.a., sebaik sahaja Fatimah r.a. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah s.a.w.
Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal r.a. maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah. Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. tampil ke hadapan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar, duduklah kamu berdua sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali r.a. bangun, lalu berkata: "Wahai "Ukasyah! Aku adalah orang yang sentiasa berada di samping Rasulullah s.a.w. oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai Ali, duduklah kamu sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu."
Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahawa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai buah hatiku, duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah s.a.w. "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul." Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju, sebaik sahaja Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir.
Sebaik sahaja 'Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata; "Saya tebus anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah s.a.w. siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya hendak menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya."
Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegem-biraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata: "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah s.a.w. di dalam syurga."Apabila ajal Rasulullah s.a.w. makin hampir maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah r.a. dan beliau berkata: "Selamat datang kamu semua semoga Allah s.w.t. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah s.w.t dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah mcnuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kapanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kapanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar mening-galkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah s.w.t., kemudian yang akan menshalat aku ialah Jibril a.s., kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk beramai-rarnai bershalat ke atasku."
Sebaik sahaja para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata: "Ya Rasulullah s.a.w. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penernuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah yang akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?."Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Dengarlah para saha-batku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah AI-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada AI-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pengajaran dari mati."
Setelah Rasulullah s.a.w. berkata demikian, maka sakit Rasulullah s.a.w. bermula. Dalam bulan safar Rasulullah s.a.w. sakit selama 18 hari dan sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah s.a.w. diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah s.a.w. bertambah berat, setelah Bilal r.a. selesaikan azan subuh, maka Bilal r.a. pun pergi ke rumah Rasulullah s.a.w.. Sesampainya Bilal r.a. di rumah Rasulullah s.a.w. maka Bilal r.a. pun memberi salam: "Assalaarnualaika ya rasulullah." Lalu dijawab oleh Fatimah r.a.: "Rasulullah s.a.w. masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal r.a. mendengar penjelasan dari Fatimah r.a. maka Bilal r.a. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah r.a. itu.
Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal r.a. telah di dengar oleh Rasulullah s.a.w. dan baginda berkata; "Masuklah wahai bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimarnkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah s.a.w.  maka Bilal r.a. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah." Sebaik sahaja Bilal r.a. sarnpai di masjid maka Bilal r.a. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah s.a.w. katakan kepadanya.
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar r.a. menangis sehingga ia jatuh pengsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah dalam masjid, sehingga Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fatimah r.a.; "Wahai Fatimah apakah yang telah berlaku?." Maka Fatimah r.a. pun berkata: "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian Rasulullah s.a.w. memanggil Ali r.a. dan Fadhl bin Abas, lalu Rasulullah s.a.w. bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di masjid maka beliau pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.
Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai kaum muslimin, kamu semua sentiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kcpada Allah s.w.t. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia."
Setelah berkala demikian maka Rasulullah s.a.w. pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah s.w.t. mewahyukan kepada malaikat lzrail: "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masukiah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."
Sebaik sahaja malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah s.w.t. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di hadapan rumah Rasulullah s.a.w. maka ia pun memberi salam: "Assalaamu alaikum yaa ahia baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" [Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?" Apabila Fatimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah s.a.w. sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat."
Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Falimah r.a.: "Wahai Fatimah, siapakah di depan pintu itu." Maka Fatimah r.a. pun berkata: "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahawa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga saya merasa mcnggigil badan saya." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata; "Wahai Fatimah, tahu-kah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fatimah; "Tidak ayah." Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fatimah r.a. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya.
Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar tangisan Falimah r.a. maka beliau pun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fatimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku." Kemudian Rasulullah s.a.w. pun menjemput malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap: "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut rohku?" Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau kamu izinkan, kalau kamu tidak  izinkan maka aku akan kembali." Berkata Rasulullah s.a.w.: "Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para malaikat sedang memuliakan dia."
Tidak beberapa saat kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk dekat kepala Rasulullah s.a.w. Apabila Rasulullah s.a.w. melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahawa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril a.s.: "Ya aku memang tahu." Rasulullah s.a.w. bertanya lagi: "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang  menggembirakan aku disisi Allah s.w.t." Berkata Jibril a.s.: "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua para bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu."
Berkala Rasulullah s.a.w.: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril a.s.: "Allah s.w.t. telah  berfirman yang ber-maksud: "Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga." Berkata Rasulullah s.a.w.: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku."
Selelah itu Malaikat lzrail pun memulakan tugasnya, apabila roh nya sampai pada pusat, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibril a.s. mengalihkan pandangan dari Rasulullah s.a.w. apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril a.s. itu maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril a.s. berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?"
Anas bin Malik r.a. berkata: "Apabila roh Rasulullah s.a.w. telah sampai di dada beliau telah bersabda: "Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu." Ali r.a. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah s.a.w. berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah s.a.w. bahawa: "Malaikat Jibril a.s. telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tcrsebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."

Perbezaan Darjat Shabat

Para sahabat memiliki derajat dan kedudukan mulia di sisi Allah dan RasulNya, kedudukan mulia ini karena mereka adalah para sahabat Rasulullah saw, namun derajat dan kedudukan mereka di antara mereka tidak sama, artinya sebagian sahabat mempunyai derajat yang lebih tinggi dari sebagian yang lain.

Derajat tertinggi umat ini diraih oleh khulafa’ rasyidin yang empat, yang tertinggi dari mereka adalah Abu Bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian Ali, sesuai dengan urutan khilafah mereka.
Setelah mereka adalah para sahabat as-sabiqun al-awwalun, para sahabat yang berinfak dan berjihad sebelum Fathu Hudaibiyah berdasarkan firman Allah Ta’ala yang artinya,



Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan. Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 10).

Ayat di atasa menyatakan bahwa orang-orang yang berinfak dan berperang sebelum perdamaian Hudaibiyah lebih afdhal daripada orang-orang yang berinfak dan berperang setelahnya.

Perdamaian Hudaibiyah sendiri terjadi pada bulan Dzulqa’dah tahun enam hijriyah. Orang-orang yang masuk Islam berinfak dan berperang sebelum itu adalah lebih baik daripada orang-orang yang berinfak dan berperang sesudahnya. Hal ini bisa kita ketahui melalui sejarah keislaman mereka, kita merujuk kepada al-Ishabah fi Tamyizis Shahabah milik Ibnu Hajar atau al-Isti’ab fi Ma’rifatil Ashab milik Ibnu Abdul Bar atau buku-buku lainnya tentang sahabat, dari sana diketahui sahabat ini masuk Islam sebelum atau sesudahnya.

Fathu (penaklukan) dalam ayat di atas adalah perdamaian Hudaibiyah. Ini adalah salah satu pendapat dari dua pendapat tentang ayat ini dan inilah yang benar dalilnya adalah kisah antara Abdur Rahman bin Auf dengan Khalid dan ucapan al-Barra bin Azib, “Kamu menganggap Fath adalah Fathu Makkah, memang Fathu Makkah adalah sebuah Fath sementara kami menganggap bahwa Fath adalah Baiat Ridhwan pada hari Hudaibiyah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari. Ada yang berkata bahwa yang dimaksud dengan Fath adalah Fathu Makkah dan ini adalah pendapat kebanyakan ahli tafsir.

Antara Muhajirin dan Anshar
Muhajirin adalah orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah pada zaman Nabi sebelum Fathu Makkah. Sedangkan Anshar adalah penduduk Madinah di mana Nabi berhijrah kepada mereka. Ahlus Sunnah wal Jamaah mendahulukan Muhajirin di atas Anshar karena orang-orang Muhajirin menggabungkan antara hijrah dan nusrah (mendukung) sementara orang-orang Anshar hanya nusrah saja.

Muhajirin meninggalkan keluarga dan harta mereka serta tanah kelahiran mereka, mereka pindah ke bumi yang asing, semua itu adalah hijrah kepada Allah dan RasulNya demi menolong Allah dan RasulNya. Sedangkan Anshar, Nabi saw mendatangi mereka di negeri mereka, mereka menolong Nabi, tanpa ragu mereka melindungi Nabi seperti mereka melindungi istri dan anak-anak mereka sendiri.

Dalil didahulukannya Muhajirin adalah firman Allah yang artinya, 

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.” (QS. At-Taubah: 100). Ayat ini menyebut Muhajirin sebelum Anshar.
Firman Allah yang artinya, “Sesungguhnya Allah telah menerima taubat nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar.” (QS. At-Taubah: 117).

Ayat ini mendahulukan Muhajirin kemudian Anshar.
Firman Allah tentang harta fai’, “Bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka.” (TQS. Al-Hasyr: 8). Kemudian, “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin).” (TQS. Al-Hasyr: 9).

Ahli Badar
Ahli Badar adalah para sahabat yang ikut serta dalam perang Badar, perang besar pertama Rasulullah saw melawan orang-orang Musyrikin Makkah, para sahabat yang ikut di dalamnya memiliki kedudukan khusus di sisi Allah setelah kemenangan tersebut, Allah melongok mereka dan berfirman, 

Lakukan apa yang kalian mau lakukan karena Aku telah mengampuni kalian.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Dosa apapun yang terjadi dari mereka diampuni untuk mereka karena kebaikan besar ini yang Allah berikan melalui tangan mereka. Hadits ini menunjukkan bahwa dosa apapun yang terjadi dari mereka diampuni. Ia mengandung berita gembira bahwa mereka tidak mati di atas kekufuran karena mereka diampuni, ini menuntut satu dari dua perkara:

Bahwa mereka tidak mungkin kafir setelah itu atau kalaupun salah satu dari me ditakdirkan kafir maka dia akan diberi taufik untuk taubat dan kembali kepada Islam. Apapun, ini adalah berita gembira besar bagi mereka dan kita tidak mengetahui seorang pun yang kafir setelah itu.

Tempat-tampat Bersejarah di Mekah Madinah


Ka’bah 
Ka’bah merupakan kiblat shalat umat Islam. Ka’bah yang berbentuk kubus ini merupakan bangunan utama diatas bumi yang digunakan untuk menyembah Allah SWT.Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 90, yang artinya :
“Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah), yang dilimpahi berkah dan petunjuk bagi alam semesta”.
Ka’bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul ‘Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Makkah. Baitullah ini dibangun diatas dasar fondasi yang kokoh.
Dinding-dinding sisi Ka’bah ini diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap. terkecuali satu dinding yang diberi nama “Rukun Hajar Aswad”.
Adapun keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah :
  • Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)
  • Sebelah Barat Rukum Syam (Suriah)
  • Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)
  • Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad).
Keempat sisi Ka’bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah. Sejak zaman nabi Ismail, Ka’bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan kaligrafi dari benang emas.
Dalam satu tahun Ka’bah ini dicuci dua kali, yaitu pada awal bulan Dzulhijah dan awal bulan Sya’ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun.

Masjidil Haram 
Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al-Haram, dimana didalamnya terdapat Ka’bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu shalat. Masjid ini mula-mula dibangun secara permanen oleh Sayyidina Umar bin Al Khattab pada tahun 638 M.
Dari masa kemasa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan perluasan, diprakarsai oleh raja-raja Islam yang memberi perhatian terhadap Masjidil Haram. Pembangunan besar-besaran dalam sejarah diprakarsai oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar :”Pelayan Dua Tanah Haram Makkah dan Madinah”.
Dikatakan Tanah Haram karena Tanah ini diharamkan bagi umat lain, selain umat Muslim). Saat ini luas Masjid Al Haram 328.000 meter persegi dan dapat menampung 730.000 jama’ah dalam satu waktu shalat berjama’ah.
Masjid ini melingkari Ka’bah, maka pintunya banyak. Ada 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka 24 jam sehari.
Keistimewaan Masjidil Haram banyak sekali, antara lain : Shalat di masjid ini lebih utama daripada shalat seratus ribu kali di masjid lain. Begitupun berdzikir, berdoa, bersedekah dan beramal baik lainnya.

Hajar Aswad 
Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut Tenggara Ka’bah, yaitu sudut dimana tempat Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan batu yang diturunkan Allah SWT. dari Surga melalui malaikat Jibril.
Hajar Aswad berupa kepingan batu yang terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan direkat dengan lingkaran perak.
Dalam salah satu riwayat Bukhari-Muslim, diterangkan bahwa Sayyidina Umar, sebelum mencium Hajar Aswad mengatakan, “Demi Allah, aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa.Kalau aku tidak melihat Rasulullah SAW. mencium-mu, tidak akan aku menciummu”.
Jadi mencium Hajar Aswad bukanlah suatu kewajiban bagi umat Islam, tapi merupakan anjuran dan hukumnya sunnah. Maka kalau keadaan tidak memungkinkan karena penuhnya orang berdesakan, sebaiknya urungkan saja niat untuk mencium atau mengusap batu ini.

Hijr Ismail 
Hijr Ismail, berdampingan dengan Ka’bah dan terletak di sebelah utara Ka’bah, yang dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi 1,5 meter. Hijr Ismail itu pada mulanya hanya berupa pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa mengganti pagar batu itu dengan batu marmer.
Hijr Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagian dari Hijr Ismail itu adalah termasuk dalam Ka’bah. Ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ‘Aisyah r.a. yang berbunyi : ‘Dari ‘Aisyah r.a. katanya; “Aku sangat ingin memasuki Ka’bah untuk melakukan shalat didalamnya. Rasulullah S.A.W. membawa Siti ‘Aisyah ke dalam Hijir Ismail sambil berkata ” Shalatlah kamu disini jika kamu ingin shalat di dalam Ka’bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka’bah.
Shalat di Hijr Ismail adalah sunnah, dalam arti tidak wajib dan tidak ada kaitan dengan rangkaian kegiatan ibadah Haji atau ibadah Umroh.

Maqam Ibrahim 
Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat sebagian orang. Maqam Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi Ibrahim meninggikan pondasi Ka’bah. Letak Maqam Ibrahim ini tidak jauh, hanya sekitar 3 meter dari Ka’bah dan terletak di sebelah timur Ka’bah.
Saat ini Maqam Ibrahim seperti terlihat pada foto di atas. Di dalam bangunan kecil ini terdapat batu tempat pijakan Nabi Ibrahim seperti dijelaskan di atas. Pada saat pembangunan Ka’bah batu ini berfungsi sebagai pijakan yang dapat naik dan turun sesuai keperluan nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim masih nampak dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi, di sekeliling batu Maqam Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung.

Multazam 
Multazam merupakan dinding Ka’bah yang terletak di antara Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Tempat ini merupakan tempat utama dalam berdoa, yang dipergunakan oleh jama’ah Haji dan Umroh untuk berdoa/bermunajat kepada Allah SWT. setelah selesai melakukan tawaf.
Saat bermunajat di depan Multazam ini, Jarang orang tidak meneteskan air mata disini, terharu karena kebesaran Illahi. Multazam ini insya Allah merupakan tempat yang mustajab dalam berdoa, insya Allah doa dikabulkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Antara Rukun Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah, yang disebut Multazam. Tidak seorangpun hamba Allah yang berdoa ditempat ini tanpa terkabul permintaannya.”

Mata Air Zam-Zam 
Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak dibawah tanah, sekitar 20 meter disebelah Tenggara Ka’bah. Mata air atau Sumur ini mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Saat minum air Zamzam kita menghadap Ka’bah.
Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali. Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.

Penjelasan tentang sejarah ini adalah sbb :
Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka berhenti di bawah sebatang pohon yang kering. Tidak berapa lama kemudian Nabi Ibrahim AS. meninggalkan mereka.
Siti Hajar yang memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu lalu bertanya ; “Hendak kemanakah engkau, Ibrahim? Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini?”.
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim AS. tidak menjawab sepatah kata pun. Siti Hajar bertanya lagi ; “Apakah ini memang perintah dari Allah? “Barulah Nabi Ibrahim menjawab, “ya”. Mendengar jawaban suaminya yang singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun ditempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.
Selang beberapa hari, air yang dari Nabi Ibrahim As. habis. Siti Hajar berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit Safa dan Marwah berulang kali sehingga kali ketujuh (terakhir) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju kearah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air yang memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Air Zamzam yang merupakan berkah dari Allah SWT, mempunyai keistimewaan dan keberkatan dengan izin Allah SWT., yang bisa menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta mengenyangkan perut yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu disebutkan pada hadits Nabi, dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah SAW. bersabda : “sebaik-baik air di muka bumi ialah air Zamzam. Air Zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit”.

Safa dan Marwah 
Safa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak dekat dengan Ka’bah. Sejarah Safa-Marwah tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim As, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail As. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Safa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali.
Saat kali ketujuh (terakhir). Ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju kearah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.

Masjid Nabawi 
Disebut Masjid Nabawi karena Nabi Muhammad SAW. selalu menyebutnya dengan kalimat, “Masjidku”, pada setiap kali beliau menerangkan tentang sebuah masjid yang sekarang berada di pusat kota Madinah. Rasulullah bersabda, “Shalat di masjidku ini lebih utama daripada shalat seribu kali di masjid lain, kecuali Masjidil Haram”.
Dalam satu riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Barang siapa shalat di masjidku 40 waktu tanpa terputus, maka ia pasti selamat dari neraka dan segala siksa dan selamat dari sifat munafik”.
Masjid ini didirikan oleh Rasul SAW. dan sahabat-sahabat pada tahun pertama hijrah (622 M) seluas 1050 meter persegi, yaitu persis di sebelah barat rumah Rasul, yang sekarang rumah itu menjadi makam Rasul SAW dan termasuk dalam bangunan masjid.
Berziarah ke masjid Nabawi ini adalah masyru’ (diperintahkan) dan termasuk ibadah. Penyataan ini sesuai dengan sabda Rasulullah : “Janganlah kau mementingkan bepergian kecuali kepada tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa”.

Makam Rasulullah SAW 
Makam (pusara) Rasullullah SAW terletak di sebelah Timur Masjid Nabawi. Di tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah SAW. bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah.
Sejak Rasulullah SAW. wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Rasullullah SAW. terbagi dua. Bagian arah kiblat (Selatan) utk makam Rasulullah SAW. dan bagian Utara utk tempat tinggal Aisyah.
Sejak tahun 678 H. (1279 M) diatasnya dipasang Kubah Hijau (Green Dome). Dan sampai sekarang Kubah Hijau tersebut tetap ada. Jadi tepat di bawah Kubah Hijau itulah jasad Rasullullah SAW. yang mulia dimakamkan. Disitu juga dimakamkan kedua sahabatnya, yaitu Abu Bakar (Khalifah Pertama) dan Umar (Khalifah Kedua) yang dimakamkan di bawah kubah, berdampingan dengan makam Rasulullah SAW.

Arafah 
Arafah merupakan tempat yang sangat penting pada ibadah Haji, dimana di Arafah ini jama’ah haji harus melakukan Wukuf. Wukuf merupakan rukun Haji dan tanpa melaksanakan Wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah.
Keadaan di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar saat manusia dibangkitkan Allah SWT pada hari yang tak diragukan lagi. Saat itu semua manusia sama dihadapan Allah SWT., yang membedakan hanyalah kualitas imannya.
Wukuf secara harfiah berarti berdiam diri. Wukuf di Arafah adalah berada di Arafah pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9 Dzulhijah sampai matahari terbenam dengan berpakaian ihram. Pada saat wukuf disarankan untuk memperbanyak doa sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan. Juga memperbanyak taubat memohon ampunan kepada Allah SWT., sebab saat wukuf adalah saat yang utama untuk berdoa, memohon ampun dan bertaubat.
Selain itu juga perbanyak ibadah lainnya seperti membaca Al Qur’an, takbir, tahmid, tahlil dan sebagainya. Selama wukuf jangan sampai melakukan sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan kesucian ibadah saat Wukuf.
Adapun keutamaan Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Doa yang paling baik adalah doa di hari Arafah”.
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW. juga bersabda, “Tidak ada hari paling banyak Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka kecuali hari Arafah”.
Arafah berjarak sekitar 25 km disebelah Tenggara Makkah dan merupakan padang pasir yang amat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit-bukit batu yang membentuk setengah lingkaran, saat ini sudah ditanami dengan pohon-pohon.
Pada musim haji di bawah pohon-pohon inilah dipasang tenda. bagi yang tidak kebagian tenda cukup berteduh di bawah pohon. Untuk mengurangi panas di setiap sekitar 20 meter dipasang pipa setinggi 6 meter yang diatasnya memancar air halus yang mirip gerimis, dengan tujuan menurunkan suhu disekitarnya.
Pancaran air ini sangat bermanfaat dan dapat mengurangi banyaknya jama’ah yang terkena high stroke (tiba-tiba lemas karena matahari yang panas)

Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (mulai masuk tanggal 10 Dzulhijah), dari Arafah berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maghrib dan Isya dikerjakan di Muzdalifah dengan cara jama’ takhir qashar.
Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina. Di Muzdalifah ini jama’ah haji bermalam (mabit) dan mengambil 70 atau 49 butir batu kecil untuk persiapan lempar jumroh di Mina. Shalat Subuh dilaksanakan berjama’ah di Muzdalifah.
Setelah shalat subuh, meninggalkan Muzdalifah menuju Mina untuk melempar jumroh. Bagi orang tua dan yang lemah/sakit boleh meninggalkan Muzdalifah pada malam hari setelah lewat tengah malam baru menuju Mina.

Mina 
Mina merupakan lokasi di Tanah Haram Makkah (Tanah yang diharamkan bagi orang selain Muslim). Mina didatangi oleh jama’ah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jama’ah haji tinggal disini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah shalat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jama’ah haji berangkat ke Arafah. Amalan seperti ini dilakukan Rasulullah SAW. saat berhaji dan hukumnya sunnah. Artinya tanggal 9 Dzulhijah sebelum ke Arafah, tidak wajib bermalam di Mina.
Jama’ah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf di Arafah. Jama’ah haji ke Mina lagi karena akan melempar jumroh. Di Mina ini, pada malam hari tidur dan pada siang hari melempar jumroh. Yaitu tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah bagi jama’ah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau tanggal 10, 11, 12, 13 dzulhijah bagi jama’ah yang melaksanakan Nafar Tsani. Untuk tanggal di atas, amalan bermalam dan melempar jumroh merupakan amalan wajib haji (yang jika tidak dilakukan, harus membayar dam atau denda).
Pada hari-hari biasa, Mina kosong tidak berpenduduk, walaupun terlihat bangunan permanen. Namun pada tanggal 10 Dzulhijah dan beberapa hari sebelumnya dipadati para jama’ah haji.
Tanah di Mina tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah menempati untuk keperluan ibadah saja. Sesuai dengan riwayat isteri nabi, Aisyah ra., “Ya Rasullullah SAW., perlukah kami buatkan di Mina untuk anda berteduh?”, Rasulullah SAW. menjawab, “Jangan, sesungguhnya Mina adalah tempat duduk orang yang lebih dahulu datang”.
Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban. Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Rasulullah SAW. melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah Haji.

Kekalahan Tidak Harus Patahkan Semangat


Kuala Lumpur, 7 Mac 2011 - Kekalahan dalam  4 pilihanraya kecil terakhir yang ditandingi PAS iaitu Galas, Tenang, Merlimau dan Kerdau tidak seharusnya mematahkan semangat ahli dan pendokongnya. Umum mengetahui bahawa pilihanraya yang dijalankan di atas ‘padang yang tidak sama rata’ sememangnya amat menyukarkan PAS dan Pakatan Rakyat untuk mencapai kemenangan.
Hujjah UMNO dan Barisan Nasional bahawa pilihanraya di Malaysia adalah adil kerana Pakatan Rakyat juga turut menang dalam pilihanraya sebelum ini adalah terlalu dangkal dan tidak dapat diterima. Kemenangan Pakatan Rakyat dalam pilihanraya tidak bermakna ia adil kerana UMNO dan Barisan Nasional tidak boleh menafikan bahawa mereka  telah menggunakan sewenang-wenangnya agensi kerajaan dan media arus perdana untuk kepentingan kempen mereka tanpa memberi peluang kepada Pakatan Rakyat untuk mendapat hak yang sama. Walaupun Pakatan Rakyat menang dalam pilihanraya, ia menunjukkan bahawa Pakatan  Rakyat  berjaya menyusun strategi yang berkesan sehingga dapat memenangi pilihanraya tersebut  meskipun ia tidak adil dan berjalan di atas ‘padang  yang tidak sama rata’.  Ibarat perlawanan bola sepak, gol tetap dapat dihasilkan walaupun padang bola tidak sama rata dan pengadil berat sebelah. Kemenangan tersebut tidak sama sekali boleh menghalalkan ketidak adilan. Keadilan tidak boleh diukur melalui menang atau kalahnya sesuatu parti dalam pilihanraya tetapi mesti diukur dari sudut hak sama ada ia diberikan sama rata kepada semua parti yang bertanding atau tidak.
Walaupun ‘padang  yang tidak sama rata’,  PAS tidak mempunyai  pilihan yang lain setakat ini selain daripada tetap meneruskan perjuangan melalui medium pilihanraya untuk mencapai cita-cita perjuangan. Keyakinan bahawa Pakatan Rakyat tetap boleh mampu memenangi pilihanraya walaupun dalam keadaan demikian seharusnya tersemat dalam jiwa sanubari ahli dan pendokong PAS kerana ia telah terbukti sebelum ini dan dijanjikan oleh Allah s.w.t.
Kekalahan  PAS dalam pilihanraya seharusnya mengingatkan kita kepada perjuangan Rasulullah s.a.w. yang keluar berdakwah ke Thoif bersama-sama dengan Zaid bin Harithah. Baginda dilayan dengan buruk oleh Bani Thaqif sehingga berdarah tubuh baginda dilontar batu oleh mereka. Walaupun demikian, baginda tidak berputus asa bahkan apabila ditanya oleh Zaid bin Harithah bagaimana Rasulullah akan masuk semula ke kota Mekah, baginda menjawab: “Wahai Zaid, sesungguhnya Allah pasti menjadikan apa yang dilalui ini jalan keluar dan penyelesaiannya. Sesungguhnya Allah pasti akan memenangkan agamanya dan menolong Nabinya.”
Ketika baginda ditawarkan untuk diturunkan bala oleh Malaikat ke atas penduduk Thoif dengan dihempapkan bukit ke atas mereka, baginda menolaknya kerana mengharapkan agar keturunan yang bakal lahir daripada tulang sulbi mereka akan menerima dakwah baginda di kemudian hari.
Begitulah keyakinan yang ada pada Nabi tentang kemenangan yang dijanjikan oleh Allah yang seharusnya dicontohi oleh pendokong dan pejuang Islam. Kekalahan tidak seharusnya membawa kepada kekecewaan yang  menyekat perjalanan tetapi sepatutnya menambahkan semangat untuk meneruskan perjuangan dengan memenuhi syarat-syarat kemenangan yang dijanjikan oleh Allah.

UMNO bukan sahaja tak mengharamkan judi..., bahkan menambah lesen-lesen perjudian baru


Kuala Terengganu, 18 Mac 2011 - Pemerintahan kerajaan PAS Terengganu pada tahun 1999 hingga 2004 telah berjaya menutup premis-premis judi sekaligus mengharamkan kegiatan tidak berfaedah itu tanpa melanggar hak-hak asasi mana-mana pihak, khususnya bukan Islam.
Ketua Dewan Ulamak PAS Pusat, YB Dato' Tuan Guru Haji Harun Taib berkata pentadbiran kerajaan PAS telah merundingkan penguatkuasaan syariat Islam itu dan melaksanakannya setelah mendapat persetujuan.
"Kita (PAS) telah berjaya menghapuskan premis-premis perjudian semasa zaman pemerintahan kita (pada) 2000-2004, tetapi kita tidak buat (laksanakan) secara kekerasan, tetapi kita buat secara berunding dengan pemilik-pemilik priemis-priemis yang berkenaan,
"supaya mereka menukar perniagaan mereka dengan perniagaan yang lain yang terutama sekali yang lebih bermanfaat kepada rakyat, kerana perjudian ini tidak memberi manfaat kepada rakyat," jelasnya dalam satu sidang media khas di Pejabat Perhubungan PAS Negeri Terengganu baru-baru ini.
Menurutnya, perjudian hanya memberikan keuntungan kepada segelintir peniaga sahaja, sebaliknya aktiviti 'mungkar' itu tidak langsung memberikan apa-apa keuntungan kepada rakyat.
Bahkan katanya: "pada umumnya, rakyat hanya memperolehi kerugian dengan akiviti perjudian".
Justeru, katanya tidak ada pihak yang sebelumnya terlibat dengan perniagaan judi itu yang merungut dengan penguatkuasaan tersebut mereka hilang mata pencarian.
Sebaliknya, menurut beliau, Umno Terengganu yang telah merampas pemerintahan dari PAS sejak 2004 bukan sahaja menghalalkan judi bahkan diperingkat pusat mereka telah meluluskan lesen-lesen judi yang baru.
"Bila Umno, Barisan Nasional ambil balik (pemerintahan) pada 2004, bukan masalah tidak ada permintaan supaya diharamkan (bahkan) umno sengaja mengujudkan semula (judi) kerana dia (Umno-BN) mengeluarkan lesen-lesen dan premis-premis (judi) baru dikeluarkan", tegasnya.
Beliau menolak dakwaan sesetengah pihak bahawa, tindakan penguatkuasaan judi di Kelantan oleh pihak Majlis Perbandaran Kota Bharu (MPKB) baru-baru ini menyebabkan PAS kalah di pilihanraya kecil Merlimau dan Kerdau.
"itu saya tidak bersetuju, memang orang (wartawan) suratkhabar (berbahasa) Cina ada hubungi saya, (dia tanya) apakah PAS membantah (mengharamkan) judi, loteri dan sebagainya?",
"Kita dalam PAS, kita dah muafakat dengan (dalam) Pakatan Rakyat, parti-parti dalam Pakatan (setuju) perkara-perkara yang merugikan rakyat, kita tidak mengadakannya (laksanakan),"ujarnya.
Tambahnya, tidak ada bukti yang menunjukkan perlaksanaan pengharaman judi di Kelantan menyebabkan orang Cina tidak sokong PAS kerana Tsunami politik tetap berlaku di Kelantan pada 2008, dalam keadaan Kelantan telah melaksanakannya.

Kenyataan rasmi: Isu Video Seks Yang Disebarkan Oleh Datuk ‘T’


Kuala Lumpur, 29 Mac 2011 - Beberapa hari ini, tersebar berita tentang video seks yang dituduh dilakukan oleh pemimpin utama parti pembangkang, Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Tuduhan yang dibuat ini pastinya menghangatkan lagi pentas politik Malaysia apabila beliau sebelum ini dituduh beberapa kali melakukan kesalahan yang sama apatah sekarang ini beliau sedang menghadapi perbicaraan kes liwat di mahkamah.
Dalam isu ini, terdapat tiga perkara utama yang perlu diberikan perhatian iaitu tuduhan berzina, melakukan penzinaan dan menyebarkan berita penzinaan. Islam mengambil berat tentang isu-isu seumpama ini kerana antara perkara yang dijaga oleh Islam ialah maruah dan keturunan. Oleh kerana itu, tuduhan berzina dan melakukan penzinaan diletakkan dibawah hukuman Hudud yang membawa kepada hukuman yang sangat berat. Orang yang menuduh orang lain berzina tanpa membawa 4 orang saksi adalah melakukan kesalahan qazaf dan boleh dijatuhkan hukuman 80 kali sebatan. Orang yang berzina yang telah berkahwin jika disabitkan kesalahan dijatuhkan hukuman rejam dengan batu sehingga mati. Adapun yang belum berkahwin, hukumannya adalah 100 kali sebatan.
Penyebaran berita tentang penzinaan juga adalah satu kesalahan dalam Islam. Jika berlaku tuduhan dan kemudiannya disebarkan tuduhan tersebut kepada masyarakat yang masih belum terbukti kebenarannya akan menambahkan lagi kerosakan dan menjatuhkan maruah orang lain di mata masyarakat. Jika penzinaan itu benar-benar berlaku sekalipun, ia tidak boleh disebarkan kerana ia membuka rahsia yang disuruh oleh Allah agar disimpan. Apatah lagi jika penzinaan itu tidak berlaku dan ia hanyalah tuduhan semata-mata maka ia adalah suatu fitnah yang disebarkan.
Penyebaran video seks dengan dipertontonkan kepada para wartawan dan pemimpin masyarakat sebagaimana yang berlaku dalam isu ini jelas sekali bercanggah dengan Islam yang belum tentu lagi kebenarannya. Apa yang jelas, tindakan yang dilakukan ini hanyalah untuk menjatuhkan maruah dan memusnahkan karier politik orang yang dituduh.
Justeru, Lajnah Keahlian dan Ulama Pelapis, DUPP menyeru agar pihak kerajaan mendakwa orang orang yang menyebarkan video seks tersebut di mahkamah dan hendaklah dihukum jika disabitkan kesalahan walaupun mungkin tuduhan itu benar-benar berlaku sebagai suatu pengajaran kepada orang lain. Jika tuduhan itu tidak benar dan tidak menepati syarat-syarat  tuduhan zina maka hukuman seharusnya ditambah ke atas penuduh kerana melakukan kesalahan qazaf dan menyebarkan keaiban.

Rakyat diseru tolak budaya fitnah dan politik lucah


Kuala Lumpur, 4 April 2011 - Ketua Penerangan Dewan Ulamak PAS Pusat, Ustaz Haji Nik Muhammad Zawawi Haji Salleh menegaskan rakyat wajib dan bertanggungjawab untuk menentang isu yang tidak bermoral seperti mengamalkan budaya politik lucah dan kotor serta fitnah memfitnah di negara ini.
Terutama beliau berkata isu berhubung video seks lucah yang dikaitkan dengan Ketua Pembangkang, Dato' Seri Anwar Ibrahim.
Ini katanya, isu yang didedahkan itu memberi gambaran kerajaan tidak bermoral.
Kerana itu katanya, apa sahaja yang berlaku dalam negara sepatutnya diselidik dan disiasat dahulu sebelum didedahkan kepada masyarakat.
“Jika perkara itu disabitkan oleh mahkamah dan sebagainya barulah benda itu didedahkan kepada umum, tetapi negara kita ini apabila datang satu perkara biarpun belum ada hitam putih atau kebenaran ia terus didedahkan oleh media”.
“Dituduhnya pula kepada seorang individu dan ini memberi gambaran negara ini terlalu terkebelakang”.
“Undang-undang dalam negara seolah-olah undang-undang hutan rimba belantara manakala yang berkuasa pula boleh bertindak apa sahaja”, katanya ketika dihubungi.
Beliau berkata, jika isu tersebut berlaku di negara maju kerajaannya pasti akan tumbang kerana ia merupakan sifat sebuah negara maju.
Namun katanya, negara ini amat jauh tabiatnya dengan negara-negara maju di seluruh dunia. Dakwanya, ini mungkin rakyat Malaysia diasuh kerajaan dengan sikap yang tidak sensitif terhadap isu-isu seperti itu.
“Sebab itu sekarang ini menjadi kewajipan kepada rakyat bangkit menentang perkara jijik seperti itu”.
“Dan kepada semua ahli politik seluruh negara sepatutnya semua parti di Malaysia bangkit dan perbetulkan sistem kehakiman ataupun sistem keadilan yang ada di negara kita ini," katanya.
Beliau berkata, ini kerana sistem seperti itu memberi gambaran negara ini kolot dan tidak ada undang-undang.
Tambahan pula katanya, pelik isu video lucah itu yang didedahkan kumpulan yang menamakan Dato' ‘T’ itu tidak dikenakan tindakan oleh pihak berkuasa.
Sebaliknya katanya, orang yang mendedah video seks itu seolah-olah dilindungi pula.
Sepatutnya beliau berkata, mereka diambil tindakan kerana ia pendedahan itu perlu ada hitam putihnya.
“Mereka tidak boleh menuduh secara melulu dan kerajaan pula dilihat mendiam diri”.
“Kita nampak isu ini satu perancangan licik untuk menjatuhkan Pakatan Rakyat dan kita harap rakyat tidak mudah diperdaya dengan isu seperti itu”.
Selain itu beliau berkata, kesan daripada politik lucah dan kotor akan membuat generasi muda menjadi lali dengan isu seks sedangkan sebuah negara yang bermaruah menuntut rakyatnya bermoral dan beragama.
Katanya, sepatutnya isu seperti itu dibicara di mahkamah sahaja dan jika didapati bersalah orang itu menerima hukumannya.
Malah katanya, dalam Islam orang menuduh seseorang itu terlibat dengan seks mereka memerlukan empat saksi.
Katanya, sebagaimana Rasulullah s.a.w bersabda, “Orang yang menuduh mesti megemukakan saksi dan orang yang dituduh boleh mengelak daripada tuduhan itu dengan bersumpah”. (atau sebagaimana yang disabdakan oleh Rasullah s.a.w)
Oleh kerana itu tegasnya, rakyat perlu menyingkir pemimpin-pemimpin yang mengamalkan politik kotor, lucah dan jijik daripadi menjadi pemimpin negara ini.

Menteri Besar Kedah


USTAZ HAJI AZIZAN BIN ABD. RAZAK
Umur : 64 Tahun

Pendidikan:
Maktab Mahmud, Alor Setar (1966)
Sarjana Muda Syariah Universiti Al-Azhar 1972
M.Phil In Law.Dept of Law Univercity of Kent Canterbury England 1978

Pengalaman Kerjaya:
Pensyarah Ketua Jabatan Syariah UKM
Pengarah Urusan Harakah

Pekerjaan Sekarang:
Pesara Pensyarah / Pesara ADUN

Jawatan Dalam PAS:
Ahli Jawatankuasa PAS Pusat
Pesuruhjaya PAS Kedah
Yang Dipertua PAS Yan

Penglibatan NGO:
AJK Persatuan Bekas Pelajar Melayu Timur Tengah
AJK Persatuan Falak Syarie Malaysia
Ahli Persatuan Syariah Asia Tenggara (South East Asia Association)

Pengalaman Antarabangsa:
Muktamar Al-Haj Anjuran All Indian Iranian Association New Delhi, India
Pembentangan Kertas Kerha di 1st Asean Syariah Administration Conference Workshop, Manila (1983)
Persidangan Gerakan Islam Sedunia, Turki (1995)
Persidangan Islam Sedunia, Lunmam (2001)
Conference of South East Asia Islamic Law, Manila

Hasil Penulisan Antarabangsa :
Dirasah Hawla At Tashriq Al Islami, terbitan Kementerian Hal Ehwal Agama Islam Filipina
Introduction to Islamic New Jurisprudence, terbitan Office of Muslim Affair and Cultural Communities, Quezon City, FIlipina 1986
Syariah, Adat and Command Low Amongst the Maranoas of Southern Philippines : And Exploratory and Comparative Study, Terbitan Southeast Asian Studies Program.

Menteri Besar Perak


IR. HAJI MOHAMMAD NIZAR BIN JAMALUDDIN 
Mengenali Menteri Besar Perak yang baru, Ir Mohammad Nizar Jamaluddin, beliau dilahirkan pada 17 Mac 1957 di Kampung Air Hitam Labu, Kampar Perak.

Beliau telah mendapat pendidikan awal di Kampar, kemudiaannya meneruskan persekolahan di Sekolah Menengah Anglo Chinese, Kampar. Selepas itu menyambung pelajaranya di Sekolah Menengah Teknik, Persiaran Brash, Ipoh. Pada tahun 1972 beliau mengambil Advance Level (A Level) di Norwich City College Of Arts & Technology Norwich, Norfolk, England. Beliau merupakan lulusan Sarjana Muda Sains Kejuruteraan Mekanikal dari University Of Aston di Brimingham, United Kingdom. Sekembalinya ke tanahair, beliau bekerja di beberapa agensi kerajaan termasuk Jabatan Kerja Raya bahagian bengkel dan kuari, Perbadanan Pembangunan Bandar (UDA - Daya Urus), Perbadanan Pembangunan Pulau Pinang.

Beliau berpengalaman luas dalam menjalankan beberapa projek besar negara. Antaranya Projek Dayabumi fasa 2 & 3 pada tahun 1983, projek Pusat Islam (BAHES, Jabatan Perdana Menteri (1984), projek Wisma Darul Iman, Kuala Terengganu       (1985), pengurusan bangunan-bangunan kerajaan dan swasta termasuk KOMTAR, Bangunan Persekutuan Gunasama, pusat membeli belah dan pengurusan semua lif di hospital Kerajaan Negeri Perak, Pulau Pinang, Kedah, Perlis sehingga kini. Sebelum dilantik menjadi Menteri Besar beliau merupakan Pengarah Urusan di beberapa firma swasta.

Di luar negara pula beliau banyak menjalankan beberapa projek di beberapa buah negara, antara di Birmingham, United Kingdom, Zug Switzerland, Miano Italy, Bangkok Thailand, Sdyney dan Goldcoast Australia, Doha Qatar dan Tehran, Iran.

Dalam bidang politik pula, beliau berkecimpung dengan PAS dengan memegang Ahli Jawatankuasa PAS kawasan Kampar    (1999 - 2001). Beliau menjawat jawatan Yang Dipertua PAS kawasn Kampar (2001 hingga kini). Di peringkat PAS Negeri Perak, beliau memegang jawatan Bendahari PAS Negeri (2001- 2006), Setiausaha PAS Negeri (sebelum menjadi Menteri Besar Perak).

Walaupun beliau seorang yang berpendidikan tinggi tetapi beliau amat aktif dengan kegiatan masyarakat. Antaranya kuliah dan majlis ilmu di masjid-masjid dan surau-surau, ceramah motivasi pelajar dan institusi pengajian tinggi, menyampaikan khubah jumaat, bantuan kepada fakir miskin, mewakili PAS dalam program program kaum bukan Islam serta terlibat secara langsung dengan beberapa Badan Bukan Kerajaan (NGO).

Beliau mempunyai lapan orang cahaya mata hasil perkongsian hidup bersama isterinya, Fatimah Taat. Anaknya pertama merupakan lulusan BA Syariah Universiti Mut'ah, Jordan. Anak kedua pula lulusan hafiz al-Quran di Universiti Mut'ah Jordan. Anak yang ketiga juga lulusan hafiz al-Quran dari Universisiti Damsyik, Syria dan Universiti Lebanon. Manakala anak yang ke empat hingga ke lapan sedang belajar di beberapa pelbagai institusi pendidikan dalam negeri.

Menurut Setiausaha Kerja PAS Perak, Khalilul Abdul Rahman, Nizar merupakan seorang yang pemurah dan mudah bergaul dengan masyarakat dan mengambil berat masalah kakitangan di bawahnya. "Jika ada kakitangannya yang menghadapi masalah, beliau akan cepat menyelesaikan masalah temasuk masalah kewangan," jelas Khalilul. "Sebagai ketua pejabat, beliau seorang yang peramah dengan orang ramai termasuk orang bawahannya dan beliau bersedia mendengar pandangan orang lain," ujar beliau.

Memperjuangkan hak dan kepentingan rakyat menjadi agenda perjuangannya, kerana itu beliau bergiat cergas di dalam Badan Bukan Kerajaan (NGO). Umpamanya Gabongan Pengguna Air Perak (GPAP).

Keistimewaan beliau, walaupun lulusan dari luar negeri beliau mampu mengajar (buka kitab) di masjid-masjid dan suara-surau.malah beliau sendiri mampu mengelenggarakan ibadah kurban termasuk penyembelihan bintang kurban.

Di samping itu Haji Nizar juga selain boleh berbahasa Inggeris, ia juga boleh berbahasa Cina dan Tamil. Inilah Menteri Besar yang dikehendaki oleh rakyat, mampu mentadbir, berwibawa dan mempunyai pengetahuan agama dan boleh membaca khutbah jumaat. Perkenan Sultan Perak, Sultan Azlan Shah yang memilih Mohammad Nizar sebagai Menteri Besar Perak memang tepat, oleh itu semua pihak perlu akur dengan keputusan yang dibuat oleh Sultan Perak.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...